Sabtu, 29 Oktober 2016

Perbedaan In Motion dan Taking Action: kesibukan yang menghasilkan dan tidak.

   Beberapa hari yang lalu, salah satu teman di facebook share link dari medium.com berisi tulisan dari James Clear. Tidak ada hal yang baru dari penjelasan James, namun yang menarik dia memisahkan dengan jelas dua hal yang dalam keseharian kita kelihatannya sama, kesibukan: yang tidak menghasilkan apa-apa dan yang menghasilkan sesuatu. Karena satu dan lain hal, tulisan ini juga dapat terjadi pada saya dan teman-teman sekitar, saya pikir saya dapat tulis ulang. Berikut saduran dari tulisan tersebut: the mistake smart people make


   Kesalahan yang dibuat orang: In Motion vs Taking Action.
   *untuk menghindari kesalahan pemahaman, kata 'motion' dan 'action' tidak diubah*

   Motion vs Action
  Sederhananya, Motion adalah ketika kamu sibuk atau asyik melakukan sesuatu, tetapi pekerjaan tersebut tidak pernah menghasilkan apa-apa atau mengakibatkan sesuatu berubah. Action, sebaliknya, kebiasaan yang menghasilkan sesuatu. Contohnya: Pertama, Jika aku memikirkan atau membuat garis besar 20 ide artikel untuk aku tulis, itu motion. Jika aku memang menulisnya dan publish sebuah artikel itu action. Kedua, jika aku mencari informasi perencanaan diet yang lebih baik dari berbagai sumber dan mencatatnya, itu motion. Jika aku makan makanan sehat dan berolahraga itu action. Ketiga, jika aku belajar untuk persiapan ujian itu motion. Jika aku ikut ujian, itu action.
   Kadang motion bagus karena memungkinkan kita untuk mempersiapkan strategi dan mempelajari sesuatu. Tapi motion tidak pernah dengan sendirinya membawa hasil yang diinginkan. Tidak peduli seberapa banyak ide yang dimiliki, tetapi jika tidak ditulis dan dipublish maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Begitu juga jika hanya mencari informasi rencana diet yang baik dan jika hanya belajar tanpa melakukan ujian sesungguhnya. 

  Jika motion tidak menghasilkan kenapa kita masih melakukannya?
 Kadang kita melakukannya karena memang kita butuh untuk merencanakan dan mempelajari sesuatu. Tapi lebih lanjut lagi, kita melakukannya karena motion membuat kita merasa telah melakukan progress atau langkah lanjutan tanpa menghadapi resiko kegagalan. Kebanyakan dari kita ahli menghindari kritik. Tidak baik untuk gagal atau dihakimi secara umum, jadi kita cenderung menghindari situasi yang mungkin terjadi. Dan alasan terbesar kenapa kita terpeleset kedalam motion daripada melakukan action: kita ingin menunda kegagalan.
  
  "Ya, aku ingin membuat tulisan yang bagus. Tapi, aku takut ideku terlalu sederhana atau terlalu aneh."
  
  "Ya, aku ingin mengurangi berat badan. Tapi, aku tidak mau terlihat aneh makan makanan yang sehat atau melakukan olahraga sendiri seperti anti sosial."
  
  "Ya, aku ingin nilai baik untuk ujian. Tapi, aku tidak mau melewatkan acara tv kesayangan atau berkumpul dengan teman-teman."

   Mudah sekali untuk melakukan hal tersebut dan menyakinkan diri bahwa kita bergerak kearah yang benar. "Aku sudah punya 20 ide sekarang. ini bagus. setidaknya ini bergerak kearah yang benar. Aku sudah tahu tiga cara terbaik untuk melakukan die. Aku sudah belajar beberapa buku untuk ujian besok". Motion membuat kita merasa sedang menyelesaikan sesuatu. Tetapi sebenarnya, kita hanya sedang mempersiapkan sesuatu untuk diselesaikan. Dan ketika persiapan berubah menjadi penundaan, kita perlu mengubah sesuatu.

  Ide untuk melakukan Action
  Ada banyak cara untuk melakukan action, tetapi dari pengalaman penulis ada dua cara: Pertama. Persiapkan rencana untuk action: "Setiap senin saya akan publish satu tulisan". "Setiap siang saya hanya makan makanan tanpa MSG". "Seminggu sebelum ujian, belajar di kamar adalah prioritas". Dengan cara tersebut kita akan lebih mencintai apa yang kita lakukan. Kita akan lebih senang pada hari senin, karena akan ada sesuatu yang akan saya hasilkan. Dan itu baik. 
  Kedua, tentukan tanggal untuk mengubah motion menjadi action. Untuk beberapa tujuan besar memang butuh motion dan action kecil diawal. Misalnya ingin menulis buku, ingin menjadi binaragawan atau ingin masuk ke kampus terkenal nantinya. Tetapi semua itu butuh motion dan action yang mendetil. Paksakan diri untuk menyelesaikan motion dan membuat action dengan 'hard deadline'.

---
  Setelah membaca tulisan James Clear diatas, saya pikir membaca dan menulis kembali artikel tersebut bagi saya adalah motion. Jika hanya membaca tanpa melakukan maka kita sedang menambah informasi yang sebenarnya kurang berguna dan akan lupa jika tidak diaplikasikan (take action). Dan kita kedepan dengan mudah jenuh mendapatkan informasi sejenis ini. Otak kita secara tidak sadar akan menolak tulisan motivasi yang mengubah sudut pandang kita, karena dulu ketika kita pernah membaca tulisan yang tujuannya mengubah cara pandang kita tetapi tidak melakukan atau mencobanya, kita kemudian akan merasakan penyesalan, rasa bersalah dan terpuruk. Dan dikemudian hari ketika kita kembali ke kehidupan biasa, dan menemukan lagi artikel seperti ini, otak kita akan melakukan penolakan, karena dulunya tulisan seperti ini memunculkan penyesalan. 

  Bicara tentang Motion, menurut saya kita butuh informasi yang baik dan berkualitas dan seminimal mungkin sedikit distorsi untuk tujuan kita. Sebenarnya mudah untuk menemukan mana informasi yang baik atau tidak, yang berkualitas atau tidak dan mana yang murni informasi dan mana yang menyertakan tendensi. Media sosial adalah contoh sempurna untuk ini. Kita dengan mudah untuk menemukan informasi yang buruk dengan kualitas abal-abal dan sarat dengan kepentingan pribadi atau kelompok. Ketika kita menambah pengetahuan(motion) kita dengan informasi seperti ini, kita akan salah untuk menentukan sikap dan sebenarnya akan berbenturan ketika kita melakukan action. Mudahnya, jika kita menemukan informasi dan bingung apakan ini baik, berkualitas dan tidak ada tendensi apapun, aplikasikan saja dengan take action, dengan apakah dia akan berbenturan? apakah menuju kearah yang lebih baik? dan apa yang bisa kita tarik dari sana. Menyambung dengan contoh diatas, jika kita menemu informasi diet ekstrim dan bingung apakah informasinya baik dan berkualitas, sederhananya, praktikkan, dan dalam mempraktikkannya lihat apakah ada yang salah dirasakan? apakah berbeda dengan kaidah kesehatan yang sudah ada?. Jangan terbiasa mencari pembenaran, confirmation bias bisa menimpa siapa saja.

  Dengan membaca artikel diatas, kita tentu tidak alergi dengan motion, action juga sepenuhnya dipengaruhi oleh motion, entah itu kita secara sadar atau tidak menyerapnya dan menambahkannya ke dalam nilai-nilai yang kita pegang.  Motion meminimalkan kegagalan yang tidak perlu. Motion dapat berperan sebagai modal untuk mengantisipasi hal tidak terprediksi kedepan, atau sebagai bahan untuk melihat masalah lain dari sudut pandang berbeda.

Action tanpa motion yang jelas tentu tidak baik, kita bisa saja jenuh dan tanpa arah melakukan sesuatu. Misalnya kita ingin menyelesaikan marathon dan kita langsung take action dengan mengikuti acara lari tanpa pernah belajar dari cara orang lain mempersiapkannya. Kadang memulai dengan in motion bisa gagal karena langsung mengambil langkah besar.  Motion juga mengurang keraguan dalam hati, keraguan dari dalam hati bahwa masih ada cara yang lebih baik diluar sana (makanya perlu perluas relasi informasi) dan keraguan dari luar, seperti pendapat orang yang menilai sinis terhadap action kita. Kita harus terbuka untuk saran dan perubahan, sembari mengambil langkah pertama untuk motion yang sudah kita pelajari.
***


1 komentar: