Senin, 29 Februari 2016

[Review Buku] Blink - Malcolm Gladwell


"Mengenai dua detik pertama tentang kesimpulan yang dibentuk oleh bawah sadar"
   Pernahkan(*Seringkah) ketika baru berkenalan , kita telah memberikan kesan sekilas tentang sifat orang tersebut? atau mungkin menebak kepribadian melalui pakaian atau cara berbicaranya, bahkan itu hanya sesaat setelah kita melihatnya? dari mana kesan itu muncul? dan bagaimana hal itu bisa menjadi bermanfaat? - itulah yang dibahas pada buku terbitan 2005 ini. Sebanyak 300 halaman berbicara tentang cuplikan tipis, keputusan sekejap dan kekuatannya.
   Cuplikan tipis dan keputusan sekejap ini juga terjadi pada seorang produser terkenal hollywood tahun 80an- Brian Grazer - terhadap Tom Hanks, peraih dua Academy Awards. Pada pertemuan pertama mereka, ketika itu Tom Hanks belum terkenal, Brian langsung mengatakan bahwa dia istimewa, suatu saat dia akan menjadi seorang aktor hebat - dan pada akhirnya ini menjadi kenyataan. Sederet film Tom seperti Forrest Gump, Cast Away dan Green Mile, mendapatkan tempat dihati penggemar film berkualitas.
   Blink- buku cetakan ke-12 ini, dibuka dengan cerita hampir tertipunya sebuah museum di Amerika oleh seorang pemahat dari meksiko karena menjual patung yang katanya berusia ribuan tahun seharga 10 juta dollar. Pihak museum-pun semakin percaya setelah keasliannya diverifikasi oleh ahli geologi sebuah universitas ternama di negara tersebut. Namun nyatanya ketika akan dipamerkan banyak para pemahat dan ahli seni Amerika dan Yunani tidak setuju, kesan pertama mereka mengatakan bahwa patung tersebut masih berumur muda. Dan akhir ceritanya ternyata memang patung tersebut palsu.
   Namun keputusan sekejap ini berbahaya jika diterima mentah-mentah. Adalah Warren Harding - Presiden Amerika tahun 1920an. Dia disukai karena perawakannya yang memikat, badannya yang proporsional dan kemampuan berbicara yang cakap, mudah baginya untuk mendapatkan hati rakyat Amerika saat itu. Namun setelah dua tahun dia stroke dan meninggal dan ahli sejarah setuju bahwa dia adalah presiden Amerika terburuk. Sehingga muncul istilah Warren Harding Error- untuk kesalahan memilih jika melihat hanya dari penampilan. Contoh lain adalah persaingan Pepsi dan Coke terkait selera pasar. Pada tahun 80an Pepsi membuat iklan yang menayangkan orang diminta memilih minuman mana yang mereka sukai dengan menutup mata. Hasilnya adalah Pepsi, dan karena merasa tersudut, Perusahan cola terbesar-Coke, buru-buru memperbaharui rasa minumannya, dan tak berselang lama, protes dari masyarakat bermunculan agar Coke dikembalikan ke rasa awalnya. Kenapa bisa terjadi? ternyata responden membuat keputusan sekejap yang salah terkait minuman ringan, saat itu Pepsi lebih manis, sehingga saat diberikan cuplikan tipis minuman yang diminum spontan mereka memilih Pepsi, namun nyatanya masyarakat tidak menyukai minuman cola yang terlalu manis jika diminum satu, dua atau bahkan tiga kaleng. Mereka sebenarnya tetap menyukai Coke.
   Banyak contoh luar biasa yang dipaparkan penulis tentang cara menyadari alam bawah sadar dimana pengolahan informasi dilakukan tanpa kontrol secara sadar. Penerapannya mulai dari kedokteran sampai rekrutment karyawan baru. Banyak keputusan sekejap yang dapat digunakan. Namun kita juga diingatkan pada Autis temporer, yang bisa terjadi pada siapa saja. Autis temporer adalah menurunnya kepekaan terhadap sekeliling karena tekanan atau stres yang berlebihan. Itu sebabnya berdiskusi pada orang yang sedang marah besar tidak ada gunanya, atau itu menjadi alasan kenapa ketika stres kita sering mengalami masalah pencernaan, otak tidak memedulikan keseimbangan fungsi fisiologis ketika stres, dia mengalami disfungsi. Dan itu juga yang membuat orang yang sedang terpojok sering melakukan hal-hal nekat. Mereka kehilangan fungsi alam bawah sadarnya.
   Buku yang sangat mencerahkan, menurut saya sebuah buku psikologi yang mudah dipahami dan bukannya berisi cara memahami orang, sebaliknnya buku ini mengajarkan cara menyadari kemampuan alam bawah sadar sendiri.
Salah satu buku terbaik yang saya baca. like emotikon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar